Tampilkan postingan dengan label skin and face corner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label skin and face corner. Tampilkan semua postingan

Selasa, 22 Desember 2020

Review: Envygreen Dead Skin Cell Remover





Hai hai, assalamualaikum, Bloggies ^_^
Hari ini gue mau ngomongin salah satu produk Envygreen, namanya Dead Skin Cell Remover. Dia ini tergolong peeling. 
Tau kan kalau sel kulit kita beregenerasi setiap 28-30 hari. Pada proses ini, sel kulit baru akan keluar dan mendorong sel kulit mati ke permukaan kulit. Masalahnya, makin tua, proses ini makin sulit terjadi secara maksimal kalau nggak dibantu dengan ekfoliasi. Sel kulit mati yang menumpuk bisa menyebabkan pori-pori tersumbat, kulit jadi kusam, muncul komedo, dan jerawat. 
Nah, produk eksfoliasi yang gue pakai biasanya facial scrub. Butiran-butiran kasarnya membantu meluruhkan sel kulit mati, sisa kotoran, sisa polusi, dan minyak. Tapi kadang perih juga rasanya, sis. Bikin kulit iritasi. Makanya gue penasaran banget dengan produk ini karena dia nggak ada butiran scrub-nya, jadi konon cocok untuk kulit sensitif. Penasaran dong gue. Jadilah gue coba beli.
Dead Skin Cell Remover ini ada dua ukuran, 10gr dan 20gr. Gue coba yang kecil dulu, harganya Rp32.000,00. Beli di shopee official-nya Envygreen. Di web-nya langsung juga bisa, https://envygreen.co.id 
Kemasannya tube, warnanya putih kombinasi hijau.  
Di bagian belakang kemasan, ditulis bahwa pengaplikasiannya dilakukan setelah pembersihan tiga langkah. Gunakan peeling dengan arah memutar selama satu menit, gosok perlahan, kemudian bilas dengan air hingga bersih. 
Tiga langkah yang dimaksud adalah face cleanser, facial foam, toner. Face cleanser-facial foam emang rutinitas double cleansing gue, sih. Tinggal nambah toner ya cincailah.. 😁
Oh iya, penggunaan peeling-nya saat wajah dalam keadaan lembap, ya.
Teksturnya krim warna putih, ada bau seperti bau kimia. Setelah digosok ke wajah, teksturnya berubah jadi gel. Berhubung ini pertama kalinya gue pakai produk peeling yang non-scrub, tentu aja gue terkedjoet melihat banyaknya "daki" yang luruh dari hidung dan dagu gue (sumber komedo selama ini), padahal rasanya kayak pakai facial foam biasa aja.
Setelah dibilas, muka jadi terasa banget lebih bersih, lebih halus, dan lembap. 
Gue sih pakainya seminggu sekali dan ini udah masuk bulan kedua. Selama itu pula pore pack andalah gue nggak keluar dari lacinya 😁




Muka abis cuci muka banget 😂😂😂


Ingredients:
Aqua, Glycerin, Acrylates Copolymer, Octyldodecanol, Tocopheryl Acetate, Sweet Almond (Prunus Amygdalus Dulcis) Oil, Hydroxyethyl acrylate, Isohexadecane, Polysorbate 60, Phenoxyethanol, Propylparaben, Ethylparaben, Methylparaben, Butylparaben, Fragrance

Envygreen ini produk lokal yang berlokasi di Semarang. Pabriknya udah standar internasional yang bersertifikat CGMP (Current Good Manufacturing Process) dan semua produknya udah menerapkan high grade Clinical Active Cosmetics (CAC) yang menggabungkan kosmetik dengan ilmu farmasi. Jadi, produknya bekerja dari bagian terdalam kulit. 
Mengklaim aman untuk ibu hamil dan menyusui, tapi untuk keterangan lebih jelas tentu aja bisa menghubungi pihak Envygreen-nya, ya 😊
Apakah gue akan repurchase? Sepertinya iya, tapi mau beli yang 20gr.
Ada yang pakai produk Envygreen juga nggak sih di sini? 


Rabu, 09 Desember 2020

Review: Rollover Reaction Custard Tart Cushion Compact


Hallo Bloggies, apa kabar? 
Semoga sehat semua yaaa.. 
Hari ini gue mau ngomongin Rollover Reaction Custard Tart Cushion Compact. Sepertinya gue punya kecenderungan untuk baru inget mau nge-review sebuah produk ketika produknya udah mau habis 😅😅
Awalnya gue beli Cushion Compact-nya Rollover Reaction yang nomor 101 ini karena penasaran aja, soalnya dia diklaim untuk "light skin with neutral undertone". Sekurang update-nya gue terhadap cushion, gue baru tau ada yang menyediakan khusus neutral undertone. Selama ini gue punya pengalaman buruk sih soal cushion, yang jadi oksidasi lah, yang salah shade lah, yang bikin muka jadi warna abu-abu lah, tapi sebagai orang beriman, gue yakin gue cuma belum menemukan yang cocok aja. Makanya gue terus mencari dan terus-terusan punya pengalaman buruk 😂😂😂
Awalnya, gue nggak segitu pedenya untuk merasa kulit gue tergolong light skin. Tapi pas gue cek di website-nya, https://www.rollover-reaction.com .ternyata ada berbagai tipe warna kulit yang cocok pakai 101 ini. Nggak harus yang kulit putih kayak aktris Korea 😁
Jadilah gue beli online. Harganya Rp195.000,00. Berat 15gr. Tampak luarnya manis, dengan warna peach-hitam. Di bagian bawah produk, ada nomor BPOM dan tanggal kedaluwarsa. 



Penampakan dalam mah seperti semua cushion pada umumnya ya, begitu dibuka langsung ada tempat puff dan di bawahnya baru cushionnya.
Untuk cara pakai, tekan lembut puff di cushion sampai warnanya keluar dan menempel di puff, ratakan di wajah. Begitu gue coba, gue jadi menyadari satu hal: ternyata kulit gue neutral undertone, Saudara-Saudara. Jadi selama ini gue bukannya salah shade, tapi salah undertone 😂😂



Ini tuh warnanya bagus banget di muka gue, menyatu tipis jadi kayak kulit kedua. Bisa untuk sedikit menutupi kehitaman di area bawah mata dengan pemakaian di-layer, tapi untuk menutup sempurna mah nggak bisa, ya. 
Gue baca di ingredients ada Sodium Hyaluronate juga, itu kali makanya ada sensasi melembapkan saat dipakai. Tunggu beberapa saat sampai dia nge-set sebelum ditimpa make up lain, ya. Kalau nggak nanti jadinya cakey. 
Di bawah ini gue kasih lihat tahapan dari  pemakaian di setengah wajah sebagai pembanding, pemakaian di seluruh wajah termasuk di bibir, penampakan setelah pakai lipstik, dan penampakan setelah dandan full.
Dan yang bikin hepi, setelah pemakaian lama pun dia nggak bikin kulit jadi oksidasi ataupun bikin warna kulit jadi abu-abu! Super love! 💓💓💓



Biasanya gue pakai cushion ini buat pemotretan di Instagram (eh btw udah pada follow belum? Follow dong, @della_daud 😝). Jadi kalau kalian perhatiin postingan gue sejak 6 Oktober 2020, itu udah pakai cushion ini, ya. If you like what you saw, cobain deh. Siapa tau suka juga kayak gue 😁
Oiya, cushion ini mengandung SPF 27. Di ingredients emang ada Titanium Dioxide yang biasanya ada di sunscreen. 

Di bawah ini gue tuliskan ingredients lengkapnya: 
Water, Titanium Dioxide, Cyclopentasiloxane, Ethylhexyl Methoxycinnamate, Cyclohexasiloxane, Glycerin, Cetyl Ethylhexanoate, Cetyl PEG/PPG-10/1 Dimethicone, Phenyl Trimethicone, Ethylhexyl Salicylate, Pentylene Glycol, Methyl Methacrylate Crosspolymer, Dimethicone, Silica, PEG-10 Dimethicone, Magnesium Sulfate, Phenoxyethanol, Dimethicone/Vinyl Dimethicone Crosspolymer, Trimethylsiloxysilicate, Disteardimonium Hectorite, Aluminum Hidroxide, Triethoxycaprylylsilane, Betaine, Stearic Acid, Ethylhexylglycerin, Disodium EDTA, 1,2-Hexanediol, Sodium Hyaluronate, Allantoin, Caffeine. May contain: Cl 77492, Cl 77499


Cushion favorit kamu apa? Kasih tau dong  ^__^


Kamis, 13 Agustus 2020

Review: Ristra Moisturizing Cream




Hai hai Bloggies, assalamualaikum :)
Hari ini mau review Ristra Moisturizing Cream yang udah gue repurchase ketiga kalinya, tapi nggak direview-review juga, ahahahahahahahahappp..
Tau dong kalo gue sampe repurchase skincare berarti emang secocok itu di kulit gue yang normal to very very dry ini. 
Yang dulu bikin tertarik untuk beli Ristra Moisturizing Cream adalah karena gue udah pakai Med Soap-nya dan cocok juga. Selain itu juga bahan bakunya simpel dan nggak mengandung zat-zat yang nggak cocok di kulit gue (FYI gue nggak cocok dengan Lactid Acid, semua yang mengandung aloe vera, PEG, beeswax.   
Ingredients: Purified Water, Paraffinum Liquidum, Stearic Acid, Propylene Glycol, Cera Alba, Olive Oil, Cetyl Esters, Cetyl Alcohol, Triethanolamine, Lanolin Anhydrous, Sodium Borate, Fragrance, Methylparaben, Allantoin.
Ristra Moisturizing Cream ini kemasannya tube, botolnya warna hijau muda. Di sisi botol ada tanggal kedaluwarsanya. Berat 60 gr. Tekstur kental, warna putih. Ada wangi lembut. Mengklaim diri dermatologically tested dan pH balanced.







Dipakai dengan urutan: bersihkan muka-preserum-hydrating toner-moisturizer. Dulu sih gue pakai dua kali sehari, tapi sejak kenal Biokos, Ristranya gue pakai pagi aja karena untuk krim malam dia kurang nampol. 
Dampak di gue terasa sejak pemakaian pertama, sih. Kulit terasa lebih lembap. Nggak muncul alergi, nggak menimbulkan bruntusan juga. Lumayan cepat menyerap, dan bagus banget untuk base make up. Sejak pakai Ristra Moisturizer Cream, gue berhenti pakai foundation. Cukup pakai moisturizer ini, lalu ditimpa bedak tabur. 
Bloggies ada yang pakai Ristra ini juga? Share yuk di komen :)

Senin, 06 Juli 2020

Review: Pixy White-Aqua Pore Cleanse Micellar Foam


Hai haaaiii bloggies, apa kabar? :)
Hari ini mau ngebahas facial wash dengan kemasan paling cantik yang pernah gue lihat,  Pixy White-Aqua Pore Cleanse Micellar Foam, makanya gue langsung beli tanpa gugling dulu apa aja ingredients-nya, nggak kepoin review orang-orang, simply karena gue ingin memilikinya, nggak peduli apa pun kata orang 😂😂😂

Sekarang, ini review-nya.
Kemasan  Pixy White-Aqua Pore Cleanse Micellar Foam dari plastik warna putih, di ujungnya ada sikat tempat keluarnya foam. Ada penutup transparan di sikatnya. Pakai kaitan lho penutupnya ini, harus dipencet kedua sisinya baru bisa dibuka. Untuk nguncinya juga kenceng, jadi bukan yang asal nyantol. Pokoknya keamanan dan kehigienisan terjamin insyaallah 😊
Pixy White-Aqua Pore Cleanse Micellar Foam (duh panjang ya namanya) ini disegel kertas silver di bagian tutup. Jadi kalau kamu beli online, pastikan segelnya masih terpasang, ya.
Sikatnya dari silikon, bisa dilepas kalau mau dicuci. Saran gue sih kalau emang mau dicuci, keringkan dulu sampai benar-benar kering sebelum dipasang lagi. Tau sendiri kan yang lembap gitu bisa jadi sarang jamur. 
Aduh pokoknya kalau dari bentuknya mah udah sempurna 😍😍





Dari bentuk, kita masuk ke isi. Sebelum digunakan,  Pixy White-Aqua Pore Cleanse Micellar Foam ini dikocok dulu, lalu dipencet dua kali. Foamnya akan keluar dari sikatnya. Cukup segitu aja volume yang digunakan untuk seluruh wajah. Sikat lembut wajah dengan gerakan memutar. Setelah dirasa cukup, bilas dengan air.
Foamnya lembut, enak di muka. Wanginya juga calming gitu deh. Sikatnya juga lembut. 


Nah, yang menyenangkan dari nyobain facial wash adalah nggak perlu pakai selama mingguan/ bulanan untuk bikin review. Gue cukup dua kali pakai untuk bisa bikin kesimpulan 😀
Setelah pemakaian pertama, filtrum dan tepi hidung kiri-kanan gue iritasi. Dasar kulit gue ketipisan kali.
Jadi besokannya, foamnya gue taruh di tangan, terus cuci muka kayak biasa. Nggak pakai sikatnya. Masih terasa panas. Kesimpulan sementara, gue nggak cocok sama bahannya. Apalagi selesai cuci muka tuh wajah rasanya keset. Mungkin ada orang-orang yang suka wajahnya keset setelah cuci muka, facial foam ini bisa dicoba. Tapi gue sukanya face wash yang udahannya bikin muka terasa lembap.
Berarti masalah gue ada di ingredients-nya. Emang sih, di cover udah ditulis mengandung AHA+BHA complex, tapi gue pikir ini kan buat cuci muka doang, abisannya dibilas air. Sebanyak apa sih kandungan AHA+BHA-nya, ya kan? (FYI gue nggak cocok pakai AHA+BHA, dulu punya pengalaman buruk tentang itu dan nggak mau nyoba lagi walaupun dibayar sejuta. Kalau semiliar mungkin masih mikir 😀)

Jadi, pergilah gue ke bagian ingredients.
 Pixy White-Aqua Pore Cleanse Micellar Foam mengandung:
water, glycerin, cocamidopropylbetaine, laurylbetaine, pachyrhizus erosus root extract, sodium chloride, disodium cocoylglutamae, phenoxyethanol, propyleneglycol, fragrance, aloe barbadensis leaf juice, coconut acid, ethylhexylglycerin, lactid acid, disodium edta, salicylic acid, potassium sorbate, sodium benzoate, citric acid


Abis baca ingredients, gue ketawa-ketawa miris. Pantesan di muka gue jadi super kering. Gue tuh nggak cocok sama salicylic acid. Kayaknya pernah gue bahas selintas di review skincare, tapi lupa yang mana. Pokoknya acid yang itu kulit gue nggak bisa terima. Sementara di orang-orang yang cocok, acid tersebut hasilnya emang bisa bagus. 
Jadi ya, emang ini kesalahan gue dari awal, padahal biasanya kalau mau beli barang tuh tab di kompi gue sampe berderet kecil-kecil saking semua artikel dan semua yutup gue tontonin. Tapi yang ini langsung beli aja udah. Apakah ini yang namanya cinta buta? 😂😂😂😂😂😂
Tapi gue nggak nyesel, sih. Sekarang gue punya sabun mandi yang wanginya enak, namanya Pixy White-Aqua Pore Cleanse Micellar Foam, hehehehe....
Temans ada yang udah pernah coba facial foam ini? Share ceritanya atuh di komen 😉


Senin, 22 Juni 2020

Matematika Skincare



Hai, assalamualaikum, Bloggies ^_^
Kayaknya gue udah pernah nyebut tentang matematika skincare di postingan IG, tapi waktu itu emang sekilas banget, sih. Nah, mumpung lagi ada contoh kasusnya nih, gue mau bahas lebih lanjut, ya. Cuma sharing aja sih, berdasarkan pengalaman. Sama sekali nggak bermaksud bilang bahwa gue expert banget di bidang ini. Yaelah hitung-hitungan ginian doang sih, semua orang pasti bisa. Dasar aja gue kekurangan konten 😂😂
Udah jadi rahasia umum dong ya, kalo skincare itu soal cocok-cocokan. Jadi, gue nggak akan bilang skincare yang lebih mahal itu berarti lebih bagus. Hitung-hitungan ini buat ngasih gambaran aja bahwa yang kita anggap mahal sebetulnya mah 11-12 dengan yang tampak murah.
Oke. Here we go.


Mudah-mudahan masih ingat, di postingan sebelumnya gue ngereview Biokos Age Renew Anti Wrinkle Night Cream. Nah, krim itu kan, beratnya 30gr, harga Rp80.000-an something, lupa angka tepatnya. Kedaluwarsa 12 bulan. Gue pakai dua kali sehari walau nggak rutin karena kalo malam banyakan lupanya. Dengan pemakaian tak teratur itu, dia habis tanggal 3 Juni 2020. Gue pertama kali pakai tanggal 21 April 2020 (iya, untuk skincare dan make up gue emang punya buku khusus untuk catatan kapan beli dan tanggal kedaluwarsa). 
Kalau dihitung secara kasar, nggak sampai dua bulan sudah habis, ya? Padahal pemakaian nggak rutin. Kalau rutin, mungkin sebulan juga habis? 😅
Ya udah, anggaplah gue pakainya hemat-hemat deh, jadi dua bulan habis. Berarti dalam setahun gue beli 6 kali.
Rp80.000,00 x 6 = Rp480.000,00
Atau kalau sebulan habis, berarti pengalinya 12.
Rp80.000,00 x 12 = Rp960.000,00 huwow! Fantastis ya, angkanya.


Bandingkan dengan Sukin Purely Ageless Rejuvenating Day Cream yang udah tiga kali gue repurchase. Berat 120ml, harga Rp239.000,00 (beli jastip), kedaluwarsa 6 bulan. Emang sih, kayaknya gede banget, tapi pas kok, 6 bulan habis. Itu juga sama, sehari dua kali.
Dan oh iya, besaran pemakaian yang gue aplikasikan di wajah sama banyaknya ya, jadi bukannya mentang-mentang Sukin kelihatannya lebih mahal terus gue jadi pakainya eman-eman. Nggak gitu. Justru karena dia 6 bulan habis makanya gue pakainya secara normal. Sama aja kayak waktu pakai Biokos.
Nah. Masuk ke hitungan.
Berarti dalam setahun gue cuma beli moisturizer dua kali, nih. 
Rp239.000,00 x 2 = 478.000,00

Untuk manfaatnya ya, balik lagi ke masing-masing orang. Yang gue kasih di sini kan, cuma hitung-hitungan. Soalnya gemes kalau gue beli skincare terus ada aja yang komen, "Ya ampun moisturizer doang harganya segitu ? Emang nggak ada yang lebih murah?"
Nyoh udah gue kasih ya, hitung-hitungannya ^_^
Khusus buat gue, nyari skincare emang susah soalnya kulit gue sensitif, udah gitu kering. Udah dua kali berurusan dengan dokter kulit gara-gara salah skincare, gue rasa sih udah cukup nunjukin itu cara Tuhan untuk bilang, "Del, hati-hati ngerawat wajah, ya. Itu titipan-Ku, lho."
Dokter kulit kan mahal, yakk? 
Makanya begitu nemu moisturizer yang cocok, tetap aja beli itu lagi, itu lagi, hehehehehe....
Temans pakai moisturizer apa? Bisikin dong, siapa tau sama ^_^


Minggu, 03 Mei 2020

Review: Biokos Age Renew Anti Wrinkle Night Cream



Hai, assalamualaikum, Bloggies 😊
Apa kabar? Sehat semua? Sudah masuk fase emotional acceptance atau masih denial nih, tentang Covid-19? Harapan gue sih, semoga udah pada bisa me-manage perasaan masing-masing, ya. Waspada boleh, panik berlebihan jangan. Semoga wabah ini segera berlalu, ya.
Gue kayaknya sempet depresi deh, waktu Covid-19 awal-awal terkonfirmasi masuk Indonesia. Selama tiga minggu pertama itu, gue males banget yang namanya skincare routine. Boro-boro tiga-empat step. Bisa mandi dua kali sehari aja udah pencapaian yang luar biasa. Untungnya, karena masih rajin mantengin twitter, gue nemu satu trit dokter yang emang psikiater yang bilang kalau malas merawat diri itu termasuk salah satu gejala depresi. Ya udah, gue paksain diri deh, mulai ngerutinin step skincare lagi. 
Terus, moisturizer gue habis. Gue biasanya pakai Sukin Purely Ageless Rejuvenating Day Cream yang gue jastip karena varian yang itu belum masuk Sociolla 😅
Sayangnya, mbak yang biasa gue jastip itu negaranya kena lockdown. Jadi, gue berpikir untuk ganti moisturizer. 
Selama pandemik ini berlangsung, gue cuma berani paling jauh pergi ke Tokem kan ya, Toko Kemanggisan. Di situ tuh ada counter kosmetiknya yang lumayan lengkap. Jadi ya udah, gue ke situ sekalian belanja beras dan lain-lain. 
Pilihan jatuh ke Biokos Age Renew Anti Wrinkle Night Cream karena ya, selama ini gue cocok produk Martha Tilaar. Apalagi ini kan, tingkatannya udah advance alias emang untuk usia gue. 
Nggak ada yang day cream, makanya gue beli yang night. Ini juga tinggal satu-satunya 😅
Segitu dulu pengantar ngalor-ngidulnya, sekarang kita masuk ke review.


Kemasan  



Dari segi kemasan, gue suka banget. Warna hijau yang mewah (walaupun gue sempat bersitegang dengan bapake yang kekeuh bilang ini warna biru) dan bentuknya yang bulat bikin jatuh cinta. Ringan karena isinya emang cuma 30gr. 
Di dalam kotak, ada sendok untuk mengambil produk demi menjaga kehigienisan. Tapi gue sih, ngambilnya pakai jari langsung, hehehe....
Sudah halal MUI, no animal testing. Masa pakai 12 bulan setelah dibuka. Masa kedaluwarsa tertulis di kotak maupun di kemasan, jadi nggak usah khawatir terlewat.




Diklaim mengandung bio macroalgae essential yang membuat kulit lebih lembap, kencang, dan halus, kerutan lebih samar dalam waktu 4 minggu, dengan catatan dipergunakan bareng serum dan day moisturizer-nya 😁


Ada tutup plastik transparan di antara tutup kemasan dan produk, sehingga insyaallah lebih kedap dan menjaga produk terpapar bakteri dari luar.
Harganya lupa, sekitar 80 ribuan gitu kalau nggak salah. Jauh sih kalau dibandingin Sukin, so I'm not complaining 😊


Ingredients 

Water, Glycerin, Propanediol, Squalane, Cyclopentasiloxane, Isononyl Isonanoate, Polymethylmethacrylate, Shorea Stenoptera Seed Butter, Cyclotetrasiloxane, Cetearil Alcohol, PEG-100 Stearate,Hydroxyethyl Acrylate/Sodium Acryloyldimethyl Taurate Copolymer, Undaria Pinnatifida Extract, Palmitoyl Tripeptide-1, Palmitoyl Tetrapeptide-7, Tocopheryl Acetate, Bisabolol, Maltose, Trehalose, Sodium PCA, Allantoin, Sodium Hyaluronate, Glucose, Ceteareth-33, Ethylhexyl Glycerin, Farnesol, Pentylene Glycol, Sodium Lactate, Fructose, Citrid Acid, Urea, Sodium Hydroxide, Butylene Glycol, Caprylic/Capric Triglyceride, Polysorbate-20, Carbomer, Sodium Chloride, Phenoxyethanol, Chlorphenesin, Fragrance.


Kesan Saat dan Setelah Pemakaian

Produknya harum. Sebagai orang yang dari dulu nggak suka skincare yang harum-harum banget, Menurut gue wanginya terlalu keras. Tapi balik lagi ke preferensi masing-masing orang, ya.
Sesuai namanya, Anti Wrinke Night Cream, tentu aja produk ini teksturnya krim. Warnanya putih. 
Ini gue contohin pemakaiannya di tangan ya, supaya bisa lihat perubahannya saat baru di-apply dan setelah agak menyerap.



Nah, biasanya gue tuh beli day cream buat dipakai sekaligus sebagai night cream. Ini pertama kalinya sok-sokan ngide melakukan kebalikannya. Jadi, pertama kali gue pakai ya, besok paginya setelah beli.
Di wajah, pemakaian pertama berasa banget kulit kayak ketarik-tarik. Asli. Gue sampai amazed sendiri. Sejujurnya gue nggak ngerti apakah ini pertanda bagus atau nggak karena selama pakai Sukin gue nggak pernah ngerasain sensasi kayak gini. 
Lama banget nyerapnya. Dan lengket. Gue itungin udah dua jam masih lengket aje. 
Tadinya gue pikir karena yah, namanya juga night cream. Dia emang dimaksudkan untuk bekerja perlahan selama kita tidur supaya hasilnya maksimal, gitu. Etapi dipakai sebagai night cream juga pas paginya nggak terasa perubahan yang wow 😅  
Oiya, buat ngakalin penyerapannya, gue pakai sheet mask sebagai step terakhir. Baru deh nyerap sempurna di kulit. Nggak tiap hari juga kok, pakai sheet mask-nya. Cukup dua kali seminggu.
Rasa ketarik-tarik udah hilang di hari ketiga. Mungkin kulit gue udah bisa beradaptasi.
Gue pakai Biokos Age Renew ini di step keempat, setelah cleanser, pre-serum, dan toner. Dalam dua minggu pemakaian, belum terlihat perubahan berarti. Wajar sih, di kotaknya juga diklaim hasil baru terlihat setelah 4 minggu, syarat dan ketentuan berlaku 😁 


Kesimpulan

Mau habisin dulu, baru bisa bikin kesimpulan akhir. 😃

Selasa, 25 Februari 2020

Review: Hanyul Artemisia Miracle Relief Essence


Sebetulnya udah lama beli Hanyul Artemisia Miracle Relief Essence ini, tapi seperti biasa, gue mau coba sebulan-dua bulan dulu sebelum bikin review. Daripada baru sekali dua kali pake gue langsung gembar-gembor, eh ternyata udahannya kulit bermasalah, ya kan?
Jadi ceritanya first essence gue habis. Gue nggak mau repurchase. Bukan karena nggak cocok, tapi karena mau coba merek lain aja. Dulu gue pakenya Nature AGE Intense Treatment Essence, udah pernah gue tulis review-nya di sini
Scroll deh tuh di IG @weare.beauty , tertarik Hanyul. Nggak bisa ngasih tau ingredients-nya karena ditulis pakai hangul. Pokoknya modal percaya ajalah 😅
Yang gue tau, dia diklaim mengandung 100% bunga Artemisia yang tumbuh di Pulau Ganghwa, Korea. Berfungsi melembapkan dan mengurangi inflamasi kulit. 
Isi 150ml dengan masa kedaluwarsa 12 bulan setelah segel dibuka. Saran gue sih, catat kapan pertama kali produk dipakai, supaya jangan sampai sudah lewat masa kedaluwarsa masih dipakai, terus begitu kulitnya kenapa-kenapa, produknya yang disalahin. Ditulis di post it lalu ditempel di botolnya juga bisa.
Pakainya nggak usah disayang-sayang juga. Toh tetap aja setelah 12 bulan nggak boleh dipakai lagi. Keterangan kedaluwarsa ada di bagian bawah botol. 


Hanyul essence ini gue gunakan sebagai pre-serum, jadi digunakan setelah cuci muka, sebelum toner. Teksturnya bening, encer, ada aroma rempah tapi lembut banget yang menguap begitu produk diaplikasikan ke wajah. Cara pakainya, tuang beberapa tetes di tangan, ratakan, lalu tepuk-tepuk lembut ke sekeliling wajah. Gue pakai dua kali sehari.
Ini hasilnya setelah pemakaian lima hari. Etapi kulit gue emang nggak pernah terlalu bermasalah, sih. Cuma keringnya aja yang nggak nahan 😅


Oiya, siapa tau belum pada follow, akun IG gue @della_daud ya, hihihihi.. (ujung-ujungnya jualan).
Untuk harga, Hanyul Artemisia Miracle Relief Essence ini emang rada mahal sih, Rp450.000,00. Tapi coba deh, harga segitu dibagi 365 hari, dibagi dua lagi (karena pakainya dua kali sehari). Murah, kan? Begitu cara gue ngehitung harga skincare supaya nggak nyesek-nyesek amat, hehehe....
Temans ada yang pakai ini juga? Atau punya rekomendasi pre-serum yang bagus? Share yuk di kotak komen 😊

Jumat, 30 November 2018

Review: Ristra Med Soap

Review: Ristra Med Soap

Selamat pagi/siang/sore/malam, Bloggies. Assalamualaikum ^^
Gara-gara keseringan posting di Instagram foto produk yang lagi gue pakai plus dikasih sedikit review, gue sampai lupa bikin postingannya di blog, hehehehe....
Yang mau gue review kali ini adalah Ristra Med Soap, sabun muka yang mengklaim punya pH seimbang sehingga bagus bagi kulit wajah.
Sebelumnya, kita bahas dulu ya, pH seimbang itu apa, sih? Gayanya kayak yang paling ngerti, ya?Padahal ini juga hasil baca sana-sini, jadi kalau ada kalimat yang salah, mohon dikoreksi, yaaaa.. ^^

pH adalah potential hydrogen, yaitu derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan. Angka paling kecil adalah satu, paling besar adalah 14. Karena range-nya dari 1-14, maka sifat netral ada di angka 7. Di bawah 7 berarti asam, di atas 7 berarti basa. Sampai sini masih bisa dipahami, ya? :)
Di permukaan paling atas muka kita ada yang namanya acid mantle, yaitu lapisan pelindung alami yang terbuat dari minyak dan keringat. Acid mantle bekerja paling baik pada kadar pH normal, yaitu di angka 5,5.  Namun, ada penelitian yang menyatakan bahwa untuk wanita dewasa, kondisi terbaik pH berada di kisaran 4,2-5,6. 
Kulit berminyak juga memiliki sifat cenderung lebih asam, jadi pH-nya lebih rendah.
Fungsi acid mantle adalah melindungi kulit dari bakteri, virus, polusi, iritasi, dan hal-hal lain yang bisa menembus kulit. Selain itu, acid mantle juga melindungi lapisan dalam kulit dari oksidasi, menyeimbangkan tingkat kelembapan, mencegah perkembangan bakteri, dan menjaga kekencangan kulit.
Nah, sekarang yang harus kita lakukan adalah memilih skin care yang pH-nya sesuai, supaya keseimbangan acid mantle kita nggak terganggu.
Skin care dengan pH yang tinggi akan menyebabkan kulit menjadi sangat kering, bahkan iritasi. Sebaliknya, penggunaan skin care dengan pH yang terlalu rendah dapat menghilangkan minyak alami kulit yang menyebabkan timbulnya jerawat dan peradangan kulit.
Itulah kenapa kita perlu menjaga keseimbangan pH wajah di kisaran 5.5, karena acid mantle bekerja dengan baik di pH 5.5.
Nah, kalau dilihat dari website-nya, pH Ristra Med Soap ini adalah 4,5-5,5. Makanya gue tergoda buat nyobain.
Tekstur Ristra Med Soap ini adalah gel, kental transparan, dengan busa yang nggak terlalu banyak, tapi efek soothing-nya terasa pada pemakaian pertama, mungkin didukung wanginya yang lembut juga. Udahannya muka jadi lebih lembap dan halus.
Gue pakai sabun ini sebagai cleanser untuk pagi dan second cleanser pada sore hari. Udah masuk dua bulan pemakaian dan kulit gue aman-aman aja. Malahan waktu gue bermasalah dengan Safi seperti yang gue tulis di sini dan di sini, kulit gue jadi mendingan karena pakai Ristra ini.

Review: Ristra Med Soap

Ingredients:
Purified Water, Sodium Lauryl Myristyl Ether Sulfate, Coco Betaine, TEA-Lauryl Sulfate, Glycol Distearate, Sodium Laureth Sulfate, Cocamide MEA, Laureth-10, Cocamide DEA, Sodium Chloride, Fragrance, DMDM Hydantoin, Iodopropynyl Butylcarbamate, Citric Acid

Minggu, 11 November 2018

Review: Melanox Face UV Protector


Review: Melanox Face UV Protector

Yang sering nonton youtube channel-ku atau yang follow IG-ku, mungkin udah hafal banget kalau Melanox Face UV Protector itu udah jadi holy grail-ku. Habis? Repurchase. Habis lagi? Repurchase lagi. Makanya waktu itu sempet rada panik saat Melanox-nya udah mau habis, tapi cari di mana-mana sold out.
Sampai pas aku cari ke Watson Mal Taman Anggrek, aku nemu ini: Melanox Face UV Protector, tapi kemasannya lebih cantik. Teman-teman mungkin tau ya, Melanox kan kemasannya warna kuning-putih, nah, yang ini yang ada embel-embel "Premium"nya, warnanya biru-putih.
Tadinya sempet mikir, apa emang ada dua jenis? Yang satu biasa, yang satu premium. Lah pas cek ingredients, ternyata cuma ganti kemasan, hehehe....

Review: Melanox Face UV Protector

Review: Melanox Face UV Protector

Ingredients:
Purified water, Octyl methoxycinnamate, Titanium dioxide, C12-15 Alkyl benzoate, Cetyl alcohol, Propylene glycol, 4-Methylbenzylidene camphor, Glyceryl stearate, Sorbitan stearate, Caprylic/capric triglyceride, PEG-40 stearate, Zinc oxide, Octyl triazone, Diethylamino hydroxybenzoyl hexyl nebzoate, Sodium ascorbyl phosphate, Tocopheryl acetate, Carbomer, Triethanolamine, PEG 90, Carica papaya fruit extract, BHT, Cl 77491, Sodium caroxymethyl betaglucan, Lemon (citrus medica limonium) extract, Triethoxycaprylylsilane, Butylene glycol, Cl 77492, Cl 77499, Methylisothiazolinone, Iodopropynyl butylcarbamate, Sodium chloride, Green tea (camelia sinensis) extract, Phemoxyethanol, Methylparaben


Setauku, Melanox ini cuma ada satu ukuran, yaitu 25gr. CMIIW.
Harganya bervariasi, aku lupa tepatnya berapa, pokoknya nggak sampai Rp100ribu.
Melanox ini ada warnanya, kayak alas bedak. Teksturnya krim kental. Nggak ada harum bebungaan atau apa. Saat dipakai ke kulit ada white cast, tapi setelah meresap ya hilang. Aku pakai di atas make up karena aku biasanya dandan pagi-pagi tuh nggak pakai sunblock. Nanti pas mau keluar makan siang, baru aku aplikasian di wajah, 30 menit sebelum keluar kantor.
Berhubung aku telat kenal sunblock ya, baru pas umur 36 ini, mukaku keburu banyak dark spotnya. Tapi dengan pemakaian teratur, alhamdulillah dark spot-nya nggak nambah. Bloggies yang masih usia 20-an, coba deh dirajinin pakai sunblock. Nggak usah dandan nggak apa-apa, yang penting sunblock jangan lupa. Nanti nyesel kayak aku :D


Jumat, 09 November 2018

Night Skin Care Routine untuk Kulit Kering (Updated)

Night Skin Care Routine untuk Kulit Kering

Hai, assalamualaikum ^^
Gini deh kalo keasikan bikin review di IG. Pas aku cek draft blog, lho kok ada postingan ini yang belum di-publish. Padahal beberapa produknya malah ada yang udah habis, wkwkwkwk....
Ya udahlah ya gpp aku posting aja. 
Di beberapa posting sebelumnya, kita udah ngomongin morning skin care untuk kulitku yang normal to dry dengan kecenderungan sensitif pada bahan-bahan tertentu. Usia juga udah mature a.k.a tuwir (usiaku 38 tahun). 
Nah, hari ini, aku mau ngebahas night skin care routine-ku. Semoga postingan ini membantu bloggies yang punya kecenderungan sama dengan kulitku dan sedang mencari skin care routine yang tepat :)

1. Double Cleansing
Di postingan sebelumnya, aku udah bahas kita butuh double cleansing untuk memastikan wajah kita bersih dari sisa make up maupun debu yang kita pakai sebelumnya. Apalagi kalau kita pakai sunscreen, wajib hukumnya double cleansing.
Oiya, sebelum double cleansing, aku bersihin make up mata dan lipstik menggunakan eye make up remover. Untuk mata, aku pakai eye brow - eye liner - mascara. Kalau lagi mens, aku pakai eyeshadow cokelat tua. Biasanya aku pakai yang punya Wardah, tapi sekarang lagi keranjingan Ovale Micellar Water yang warna pink, hehehe....
Untuk first cleanser yang biasanya berbentuk oil, balm, lotion, ataupun milk, gue pakai Martha Tilaar Cleansing Milk Mawar untuk riasan ke kantor saat lagi nggak mens (terdiri atas day cream - sunscreen - bedak tabur). 

Night Skin Care Routine untuk Kulit Kering

Biore Cleansing Oil untuk make up saat lagi mens (terdiri atas day cream - sunscreen - light fondie - blush on), juga untuk make up kondangan (day/ night cream - sunscreen - waterproof fondie - blush on).
Second cleansernya sekarang lagi pakai Senka Facial Whip.

Night Skin Care Routine untuk Kulit Kering

2. Trio hydrating
Sama seperti di morning skin care routine, aku pakai preserum - hydrating toner - serum.
Preserum dan hydrating tonernya masih sama dengan yang morning, From Nature AGE Intense Treatment Essence - Naruko Rose and Botanic HA Aqua Cubic Hydrator FX, tapi serum malam aku pakai COSRX Hyaluronic Acid. Sebetulnya cuma ngabisin stok aja sih. Abis ini mau coba merk lain, hihihi....

Night Skin Care Routine untuk Kulit Kering

3. Night cream
Aku pakai Sukin Rosehip Hydrating Day Cream, sama kayak morning. Emang sengaja pilih day cream yang nggak ada SPF supaya bisa dipakai am-pm.

4. Eye cream
Mataku ini mata panda turunan, jadi mau pakai krim apa pun sebetulnya nggak akan ngaruh. Katanya sih bisa hilang dengan filler, tapi ngeri ah ngebayangin kulit mata disuntik gitu.. (-_-")
Jadi, yang aku cari dari eye cream adalah yang melembapkan aja. Gampang ya, sepertinya eye cream dari merk apa pun bisa. Tapi aku pakai Sariayu Econature Nutreage Eye Cream.

Night Skin Care Routine untuk Kulit Kering

5. Emulsion
Sebetulnya sih di luaran sana ada dijual emulsion khusus, tapi gue lebih suka pake sheet mask karena pemakaiannya yang bersifat suka-suka itu :D
Kalau lagi kering banget, pakai sheet mask 3-4 hari berturut-turut. Kalau lagi normal, pakai dua kali seminggu aja. Bisa pakai merek apa pun yang cocok buat kamu, tapi aku sih sukanya Innisfree. 


Night Skin Care Routine untuk Kulit Kering

Aku ngerutinin morning dan night skin care routine ini, dalam dua minggu langsung terlihat hasilnya. Kulit jadi lebih lembap dan halus. Anak-anak jadi seneng ngelus-ngelus pipi mamanya, hihihi....



Senin, 05 November 2018

Review: Safi Age Defy Cream Cleanser Deep Moisturizing (Part 2)

Safi Age Defy Cream Cleanser Deep Moisturizing

Hai, assalamualaikum, Bloggies ^^
Di posting sebelumnya, gue udah nge-review Safi Cream Cleanser yang ternyata diperuntukkan kulit berminyak, sedangkan kulit gue kan kering. Akhirnya gue beli Safi Age Defy Cream Cleanser Deep Moisturizing dan seperti janji gue waktu itu, hari ini gue posting review-nya.
Karena teksturnya yang cream, makanya gue menjadikan ini sebagai first cleanser. Ini udah melewati percobaan tujuh hari pemakaian tanpa menggunakan second cleanser, lanjut tujuh hari menggunakan second cleanser, lanjut sampai genap 30 hari.
Apa yang gue tulis di bawah ini adalah berdasarkan pengalaman pribadi ya, makanya mungkin beda dari pengalaman kamu. Semoga nggak ada yang baper abis baca :p

Ingredients:
Aqua, Glycerin, Potassium Cocoyl Glycinate, Acrylates Copolymer, Cocamidopropyl Betaine, Glycol Distearate, Sodium Chloride, PEG-150 Pentaerythrityl Tetrastearate, Sodium Hydroxide, Polyquaternium-39, Mica, PEG-14M, Carnosine, Sodium Ascorbyl Phosphate, Sericin, Colloidal Gold, Acetyl Heptapeptide-9, Fragrance, Methylisothiazolinone, Cl 77891, Cl 77491

Safi Age Defy Cream Cleanser Deep Moisturizing

Safi Age Defy Cream Cleanser Deep Moisturizing cuma ada satu ukuran, 150ml. Banyak dijual di Guardian dan Watson. Gue lupa harganya berapa waktu gue beli, tapi di website sih harganya Rp69.900,00 jadi mestinya nggak beda banyak, ya. 
Dikemas dalam tabung plastik transparan dengan pump, jadi menurut gue sih cukup steril. 
Warna Cream Cleanser Deep Moisturizing sama kayak yang Cream Cleanser, kuning keemasan. Cuma yang Deep Moisturizing ini jauh lebih encer. 
Begitu selesai membersihkan wajah, nggak ada efek moisturizing yang terasa. Tapi nggak ada efek negatif kayak kulit panas/gatal/kulit kemerahan juga, makanya gue terusin.

Safi Age Defy Cream Cleanser Deep Moisturizing

Setelah pemakaian tujuh hari berturut-turut setiap sore pulang ngantor, hal yang sama terjadi seperti waktu pemakaian Cream Cleanser: kulit di sisi hidung gue bersisik dan ngelupas. Tapi beda dengan penggunaan cream cleanser pertama, gue nggak berhentiin dulu. Gue lanjut aja pemakaian di hari ke-8 sampai 15 menggunakan second cleanser juga. Kulit balik ke keadaan semula. Tapi efek moisturizing-nya juga nggak nyampe. 
Setelah pemakaian sebulan, gue putuskan untuk berhenti selamanya, wkwkwkwk....
Dan plis nggak usah komen, "Coba deh abis itu pake skin refiner-nya" atau "Mungkin lo harus barengin dengan serumnya" karena kan dia ngiklannya "menjaga kelembapan kulit" dan "kulit terhindar dari kekeringan" (baca deh di website-nya) tanpa embel-embel misalnya, "Bila digunakan dengan produk lainnya." 


Karena gue nggak dapet fungsinya yang itu, ya udah berarti di gue nggak cocok. Sekarang berakhir jadi sabun mandi aja, kayak cream cleanser sebelumnya :D 
Adakah yang punya pengalaman sama?


Jumat, 05 Oktober 2018

Review: Safi Age Defy Cream Cleanser (Part 1)

Review Safi Age Defy Cream Cleanser


Assalamualaikum, Bloggies. Apa kabar? :)
Sebagai cewek gampangan, gue tergoda banget waktu lihat Safi Cream Cleanser ini bertebaran di postingan IG banyak orang. Mana reviewnya bagus-bagus pula. 
Produknya sendiri terbagi atas tiga varian: Whitening Natural untuk usia remaja, Whitening Expert untuk usia 25 ke atas, dan Age Defy untuk usia 30 ke atas.

Review Safi Age Defy Cream Cleanser

Karena udah usia 35++, nggak mikir panjang-panjang dan nggak pakai riset dulu, gue langsung beli yang Age Defy Cream Cleanser ukuran 50gr dengan harga Rp27.900,00 (harga bervariasi tergantung toko). 
Dari segi kemasan, Safi seri Age Defy ini emang cantik banget. Warnanya emas mengilap. Sudah ada logo halalnya juga, sesuai tag linenya: halal, natural, teruji. 

Ingredients:
Aqua, Myristic Acid, Glycerin, Stearic Acid, Palmitic Acid, Potassium Hydroxide, Potassium Cocoil Glycinate, Methylpropanediol, Glyceryl Stearate, Avocado (Persea Gratissima) Oil, Lauric Acid, Mica, Pentasodium Triphosphate, Polyquaternium-10, BHT, Tetrasodium EDTA, Carnosine, Acetyl Heptapeptide-9, Colloidal Gold, Sericin, Sodium Ascorbyl Phosphate, Fragrance, Methylisothiazolinone, Cl 77491, Cl 77891

Review Safi Age Defy Cream Cleanser

Namanya juga cream cleanser ya, teksturnya tebal. Warnanya kuning sesuai embel-embelnya: mengandung ekstrak emas. Dan karena dia tekstur creamnya itu juga, gue jadiin dia first cleanser.
Cara pakainya kayak pakai facial wash biasa, keluarkan secukupnya, basahi air, dijadikan busa, baru dipijat lembut di muka. Bilas sampai bersih. Busanya juga nggak sebanyak kayak waktu pakai Senka.
Pemakaian pertama, muka berasa banget bersihnya. Setelah kering, kulit jadi kesat. Ini bikin gue ketar-ketir karena sebagai pemilik kulit kering, yang gue cari dari first cleanser adalah yang hasil akhirnya bikin kulit lembap. Tapi ya namanya juga masih coba-coba, jadi gue terusin sampai sepekan. Nggak pakai second cleanser karena gue bener-bener mau tau gimana efeknya di kulit muka. Oh iya, pakainya cuma sore hari pulang kantor, soalnya teksturnya terlalu berat untuk cuci muka pagi hari.
Alhasil pada hari ketujuh, kulit kering ini terkelupas dong, saudara-saudara. Di tepi hidung kiri-kanan. Jadi gue setop dulu, balik ke first cleanser awal dan second cleanser sampai kulit pulih lagi, abis itu balik ke Safi ini, tapi kali ini diimbangi dengan second cleanser yang mengandung pH seimbang. Alhamdulillah nggak bikin kering lagi. Cuma jadi lebih hati-hati aja sih pakainya. Nggak setiap hari. 
Tapi yang bikin seneng, selama tujuh hari itu walaupun nggak pakai second cleanser, nggak ada jerawat yang muncul di muka gue. Biasanya tuh yang bikin gue jerawatan cuma dua hal: menjelang haid atau bersihin muka nggak tuntas. 
Make up sehari-harinya emang cuma moisturizer-sunblock-bedak tabur, sih. Nggak berani cuma pakai ini pas lagi make up berat.
Selain itu, nggak ada efek negatif yang gue rasakan. Nggak merah-merah, nggak gatel, nggak panas. Kayaknya karena mengandung Mica deh. Tau kan, Mica itu termasuk mineral, dan mineral umumnya termasuk jenis anorganik (elemen tak hidup), jadinya nggak merangsang perkembangan bakteri, nggak menyumbat pori, dan nggak bikin alergi.
Tapi nggak tau juga sih, this is just me being sotoy :D
Nah, tapi efek keringnya itu lho yang bikin gue penasaran. Akhirnya gue gentayangan di IG officialnya Safi, bacain komen satu-satu dan akhirnya gue tau kalo Cream Cleanser ini memang untuk kulit berminyak!
Yang untuk kulit kering tuh yang Cream Cleanser Deep Moisturizer. Ya udah, gue udah beli tuh, tapi belum bisa diposting karena belum percobaan 30 hari, hehehe....
Jadi ini judulnya to be continued. Stay tune, ya! ^^


Review Safi Age Defy Cream Cleanser