Ketika Tuhan Membuka Pintu Lain

Saya tau, hatinya pasti hancur saat anak perempuan satu-satunya divonis tuli pada usianya yang kedua. 

Tapi dia tetap tegar, berhasil menata hatinya dan mencari jalan keluar apa yang bisa ia tempuh, alih-alih terus berduka. Setelah melalui banyak terapi dan operasi cochlear implant, tampak kemajuan yang dialami Dinda, nama anak itu. Uminya pun menyekolahkan ia di TK umum, bukan TK untuk SLB, sebab Dinda dapat berkomunikasi dengan baik.
Ketika melihat Dinda senang menggambar, uminya memasukkan ia ke tempat les lukis. Bakatnya begitu menonjol, hingga guru lesnya pun menawarkan Dinda mengadakan pameran tunggal.
Berikut saya kutipkan status facebook uminya Dinda, ditulis ulang tanpa revisi apa pun, bahkan tidak koma ataupun titik.


Dulu sekali... dengan frustasi aku cuma bisa menyodorkan kertas dan pupen... Meminta putriku menggambar apa yang ia inginkan. Mencegah meluapnya emosi kami berdua karena ketidakmengertian. Dia tuli, balita, dan gambarnya pun tak jelas. Tapi dia berusaha menjelaskan, aku pun berusaha memahami.
Sejak itu dia suka menggambar. Apapun dia gambar. Mainan kesukaannya, teman sekolahnya, acara tv favoritnya, tempat yang baru dia kunjungi, barang yang ingin dia beli, kelinci peliharaan tetangga, bahkan wajah abangnya yang diberi silang besar saat mereka berselisih ^^
Untuk menyenangkan hatinya, kami memasukkannya les lukis.
Dan kini terkaget2 kami saat ditawarkan untuk suatu pameran tunggal.
Selamat ya Dinda.. semoga pameran ini bisa menjadi penyemangatmu untuk terus berkarya.



Dia, Zafira Luthfiadinda, tujuh tahun usianya, keponakan saya.
Saya yang ikut bangga, mengundang teman-teman sekalian menghadiri pameran tunggal lukisannya yang akan diadakan pada tanggal 24 Januari 2015 - 8 Februari 2015, pukul 11.00 - 18.00 WIB, bertempat di:
Kampung Makan
Jl. Joglo Raya No. 21, Jakarta Barat

Acaranya gratis, terbuka untuk umum. Ditunggu kehadirannya, yaaaaa.. ^^